Tiga Kali Kena Gusur dan Kesulitan Ekonomi Saat Pandemi, Bu Rutia Terharu Dibantu Mahasiswa FKIP Uhamka

Ratna, Alya dan Sesi saat menyerahkan bantuan kepada keluarga Bu Rutia,

Jakarta – Bu Rutia merupakan seorang pemulung yang berasal dari Indramayu bertujuan merantau ke jakarta untuk usaha. Beliau membuka usaha lauk matang di rumahnya setiap hari. Dengan kondisi rumah yang kurang baik, dan barang hasil mulung berserakan dimana-mana. Beliau tinggal di tanah milik pemerintah bukan milik sendiri yang membuat beliau mengalami 3 kali gusuran.

“Ibu kan tadinya di laskar trus digusur, pindah lagi ke damkar digusur lagi, nah sekarang di gerbang ini, udah tiga kali ini dek digusur” ungkap Bu Rutia, seperti yang diceritakan Ratna dalam keteranganya, Senen, (25/01/2021)

Mahasiswa pendidikan matematika FKIP Uhamka ini melaksanakan program pemberdayaan keluarga dhuafa. Program ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah kemuhammadiyahan.

“Dalam mata kuliah kemuhammadiyahan kita diajarkan untuk saling berbagi kepada sesama manusia. Seperti dalam empat pokok tafsir Al-ma’un, yaitu perintah berbuat baik kepada anak yatim dan fakir miskin, jangan lalai mendirikan shalat, jangan riya dalam beribadah, dan jangan kikir (pelit) untuk beramal dan berbagi dengan sesama.” Ujar Ratna.

Program pemberdayaan keluarga dhuafa ini menurut Ratna, tidak hanya dilakukan di satu daerah tetapi terbagi di beberapa daerah.

“Tim kami yang beranggotakan Ratna, Alya dan Sesi merasa sangat bersyukur dengan adanya program ini kami bisa membantu sesama manusia. Tim kami memilih untuk melakukan pemberdayaan keluarga dhuafa di daerah Utan Kayu, Rawamangun. Keluarga dhuafa yang membuat kami merasa sangat ingin membantunya adalah keluarganya Bu Rutia.” Ungkapnya.

Ratna, Alya dan Sesi merasa disambut dengan hangat oleh keluarga Bu Rutia dan anak-anaknya.

“Mereka sangat senang dengan kedatangan kami di tengah-tengah mereka. Saya merasa program ini sangat baik, dan merasa berterimakasih karena sangat membantu kami untuk makan sehari-hari” ujar Bu rutia, menceritakan.

Ratna menyampaikan bahwa dirinya dan dua rekannya merasa sangat bahagia bisa membantu keperluan Bu Rutia. Beliau juga sempat mengatakan kepada timnya kalau sebelumnya sudah pernah kena PHP oleh beberapa orang yang mengiming-imingkan bantuan sembako kepada mereka.

“Ibu mah seneng banget kalo ditanya seneng apa tidaknya, karena sebelum eneng kesini itu udah pernah ada yang kesini juga neng tapi dimintain fotokopian KTP perorang tapi belum ada kabar sampe sekarang. Bukannya emang pengen dikasianin tapi kan ibu yang koordinasiin itu semua” ungkap Bu Rutia, seperti diceritakan Ratna dalam keterangannya.

Ratna menceritakan tentang kondisi Bu Rutia perubahan sebelum dan sesudah adanya covid-19, beliau mengungkapan tentang banyaknya bantuan yang datang dan mendapatkan penghasilan yang lumayan sebelum adanya covid-19 ini, tetapi setelah adanya covid-19 ini sangat berdampak pada penghasilan mereka.

“Biasanya mah anak-anak bisa masuk ke gang-gang, kalau sekarang kan sudah gk bisa masuk ke gang-gang. Dan alhamdulillah nya banyak orang yang membantu kami disini dek” ungkap Bu rutia lagi.

Ratna menjelaskan bahwa ia dan dua rekannya menggali dana melalui proposal kegiatan, pamplet, dan melalui kitabisa.com dengan menyebar luaskan proposal dan pamplet tersebut ke masyarakat luas dan dana terkumpul sebesar Rp. 1.050.000

“Dengan adanya program ini membuktikan bahwa kita sebagai manusia itu harus peduli dan membantu sesama manusia agar kita selalu rendah hati dan bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan serta dapat mengamalkan apa yang diajarkan oleh K.H. Ahmad Dahlan yaitu empat pokok tafsir al-ma’un.” Tutur Ratna.

*amr

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nineteen − sixteen =